
Roblox Dianggap Sarat Kekerasan, Pakar: Anak Perlu Pendampingan Orang Tua dalam Bermain Game
Belakangan ini, game Roblox kembali menjadi sorotan publik. Wacana pemblokiran platform gim daring tersebut muncul setelah banyak pihak mengkhawatirkan konten di dalamnya yang dinilai mengandung unsur kekerasan dan tidak ramah anak.
Roblox memang menjadi salah satu permainan daring yang sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja. Dengan konsep dunia virtual terbuka, pemain dapat menciptakan dan memainkan berbagai jenis game yang dibuat oleh pengguna lain. Sayangnya, tidak semua konten dalam Roblox cocok untuk anak-anak. Beberapa game mengandung elemen kekerasan, penggunaan bahasa kasar, dan tema-tema yang tidak sesuai untuk usia dini.
Menurut dr Kanya Ayu Paramastri, SpA, seorang spesialis anak, fenomena ini perlu menjadi perhatian serius bagi para orang tua. Dalam masa tumbuh kembang anak, peran orang tua sangat penting untuk mengawasi dan membatasi konten digital yang dikonsumsi anak-anak mereka.
“Sebagai orang tua yang bijak, kita harus mulai membatasi dan menyaring apa yang boleh ditonton atau dimainkan oleh anak-anak,” ujar dr Kanya dalam wawancara dengan detikcom, Kamis. “Input ke dalam otak anak itu harus bermanfaat dan sesuai dengan tahapan perkembangan mereka.”
Ia menjelaskan bahwa anak-anak, terutama yang masih berada di jenjang sekolah dasar, masih berada dalam fase meniru atau duplicating. Mereka mudah menyerap dan mengimitasi segala sesuatu yang mereka lihat dan dengar, termasuk dari game atau tontonan daring.
“Kalau mereka terbiasa melihat kekerasan atau bahasa kasar di game, lama-lama mereka menganggap itu adalah hal yang biasa, bukan sesuatu yang salah. Itu bisa membentuk karakter dan sikap mereka di kemudian hari,” lanjut dr Kanya.
Tak hanya itu, dr Kanya juga mengingatkan bahwa secara psikologis dan mental, anak-anak belum matang sepenuhnya hingga usia 18 tahun. Oleh karena itu, mereka masih membutuhkan pendampingan dan pengarahan yang konsisten dari orang tua, terutama terkait apa yang dikonsumsi dari gadget dan internet.
Ia menyarankan orang tua untuk aktif berdiskusi dengan anak mengenai game atau konten yang mereka akses, serta memberikan batasan waktu bermain yang wajar. “Dengan begitu, anak tetap bisa menikmati teknologi, tapi tetap dalam pengawasan yang sehat dan bertanggung jawab,” tutupnya.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa di era digital, peran pengawasan orang tua sangatlah krusial agar anak-anak tumbuh di lingkungan yang sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.