Franchise game Bully dari Rockstar Games masih melekat di hati banyak gamer, bahkan setelah lebih dari satu dekade sejak perilisannya. Namun sayangnya, harapan untuk melihat sekuel dari game ikonik ini akhirnya pupus. Kini, alasan di balik pembatalan Bully 2 akhirnya diungkap oleh salah satu tokoh penting di balik kesuksesan Rockstar.
Dan Houser Buka Suara Soal Pembatalan Bully 2
Dalam sebuah wawancara bersama IGN di ajang L.A. Comic Con, Dan Houser, mantan petinggi Rockstar Games, akhirnya mengungkap alasan mengapa Bully 2 tidak pernah dilanjutkan ke tahap pengembangan penuh.
Menurut Houser, pembatalan tersebut bukan karena kurangnya minat atau potensi dari game tersebut, melainkan karena keterbatasan kapasitas dalam tim pengembang. Ia menjelaskan bahwa dengan ukuran tim kreatif dan kepemimpinan senior yang terbatas, Rockstar harus menentukan prioritas proyek mana yang bisa dikembangkan secara optimal.
“Jika kamu hanya memiliki kru kreatif dan tim senior yang kecil, kamu tidak bisa mengerjakan semua proyek yang kamu inginkan,” ungkap Houser.
Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa Rockstar memang harus memilih proyek-proyek yang dinilai lebih strategis atau memiliki potensi lebih besar, sehingga beberapa ide — termasuk Bully 2 — harus ditunda atau bahkan dibatalkan.
Bully 2 Sempat Digarap, Tapi Gagal Lanjut ke Tahap Akhir
Sebelumnya, berbagai rumor telah menyebutkan bahwa Bully 2 sempat memasuki fase pengembangan. Bahkan beberapa bukti sempat muncul, seperti file debug yang ditemukan dalam data game GTA V, serta bocoran internal yang mengindikasikan proyek ini pernah aktif.
Meski begitu, proyek tersebut tidak pernah sampai ke tahap final. Informasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Bully 2 sudah berada dalam pengembangan awal sebelum akhirnya dihentikan.
Fans Masih Berharap
Kendati harapan untuk Bully 2 kini tampak semakin tipis, para penggemar tetap menunjukkan antusiasme dan kecintaan terhadap seri ini. Banyak yang berharap Rockstar suatu saat bisa menghidupkan kembali proyek ini, entah sebagai sekuel atau reboot di masa depan.
Untuk saat ini, keputusan tersebut tetap menjadi bagian dari strategi pengembangan Rockstar yang memang tengah sibuk dengan franchise besar lainnya seperti GTA dan Red Dead Redemption.